Ziarah Kubur Bid'ah?
M. Badrul Anwar
12/26/20242 min read
Kematian adalah hal yang pasti tak mungkin dihindari dari setiap makhul yang bernyawa. Akan tetapi kepastian akan datangnya kematian dibarengi dengan misteri waktu kedatangannya. Kesibukan harian yang penuh dengan ambisi dan harapan, seringkali menjadi penghalang merenungi kematian. Salah satu momen yang menguatkan kesadaran itu adalah ketika seseorang berdiri di depan kuburan; menghadirkan renungan dari tempat peristirahatan terakhir manusia.
Ziarah kubur mengingatkan manusia akan akhirat yang menjadi akhir kehidupan bagi setiap insan. Hal ini menjadi motivasi tersendiri untuk meningkatkan amal kebaikan. Nabi Muhammad sendiri kerap kali mengunjungi pemakaman Baqi’. Makam ibunda Nabi berada di daerah Abwa’, yaitu tempat antara Makkah dan Madinah yang berjarak sekitar 67 km sebelah utara Makkah.
Pada masa jahiliah dan awal Islam, daerah ini merupakan wilayah bani Dhamrah dari kabilah Kinanah, sedangkan saat ini termasuk wilayah bani Amr bin Harb. Kunjungan tersebut terjadi saat peristiwa pembebasan kota Makkah (Fathu Makkah), yaitu tahun ke-8 Hijriah. Tujuan Nabi berziarah ke makam ibundanya adalah untuk menguatkan mau’idzoh dan menjadi pengingat akan kematian dengan melihat makam ibundanya secara langsung. Berkaitan dengan berzarah ini, Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadist:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا
Artinya: Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian. (HR Muslim).
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah tidak hanya memerintahkan ziarah kubur, tapi nabi juga menjelaskan manfaat-manfaat dalam melaksanakan ziarah kubur. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً
Artinya: Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah). (HR Hakim).
Perilaku ziarah kubur juga dilakukan oleh Rasulullah, hal ini dilakukan setelah malaikat Jibril menemuinya seraya berkata:
إِنَّ رَبَّكَ يَأْمُرُكَ أَنْ تَأْتِيَ أَهْلَ الْبَقِيْعِ فَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ
Artinya: Tuhanmu memerintahkanmu agar mendatangi ahli kubur Baqi’ agar engkau memintakan ampunan buat mereka. (HR Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwa tujuan Nabi Muhammad ziarah ke makam ibundanya, meskipun ibundanya belum sempat beriman, adalah untuk mengajarkan umat Islam akan pentingnya hak-hak orang tua dan kerabat. Nabi tidak pernah mengabaikan hak ibundanya, meskipun tidak beragama agama Islam. Ketika Nabi melihat makam ibundanya, beliau menangis dan orang-orang di sekitarnya ikut menangis.
Baginda Nabi kemudian menjelaskan alasan tangisannya dengan bersabda,“Aku meminta izin kepada Tuhanku untuk memohon ampun bagi ibundaku (yakni agar dosa-dosanya diampuni), tetapi aku tidak diizinkan.” Hal ini karena ibunda beliau wafat dalam keadaan tidak beriman, dan memohonkan ampun untuk orang-orang selain beragama Islam tidak diperbolehkan, sebagaimana firman Allah:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik kepada-Nya, tetapi Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa [4]: 48).
Adapun hikmah ziarah kubur yang dapat kita petik dari Ayat dan Hadis di atas ada empat. Pertama, larangan memohonkan ampun untuk orang yang wafat dalam keadaan tidak beragama Islam. Kedua, disyariatkannya menziarahi kubur kedua orang tua meskipun mereka bukan Muslim. Ketiga, ziarah kubur mengingatkan kepada kematian dan akhirat. Keempat, diperbolehkannya menangis saat mengunjungi makam, selama tidak berlebihan atau disertai ratapan.

HUBUNGI KAMI
PONDOK PESANTREN SIROJUT THOLIBIN
+6281231221022
© 2024. Pondok Pesantren Sirojut Tholibin








Jalan M.T. Haryono, Gang 2, Plosokandang




sirojuttholibin.com
media sosial
pp.sirojut_tholibin
mediasantri.ppst
Developed by M. Sihabudin and M. Badrul Anwar